LAPORAN
PRAKTIKUM
KLIMATOLOGI
LAUT
BEBERAPA
ALAT OBSERVASI CUACA, IKLIM DAN HUJAN DI STASIUN KLIMATOLOGI KELAS I BANJARBARU
MUHAMMAD FIRZATULLAH
PROGRAM STUDI ILMU
KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN
DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur praktikan panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya jualah praktikan dapat menyelesaikan laporan
Klimatologi Laut ini.
Praktikan mengucapkan terima kasih kepada para Dosen dan
asisten Klimatologi Laut yang telah memberi petunjuk, arahan dan bimbingannya
dalam pelaksanaan praktikum. Terima kasih juga praktikan ucapkan kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian praktikum ini.
Praktikan menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan dalam penulisan laporan ini, oleh karena itu praktikan
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan
berikutnya.
Praktikan berharap, semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya.
Banjarbaru, Desember
2016
Praktikan
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Klimatologi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang
atmosfer. Mirip dengan meteorologi, tetapi berbeda dalam kajiannya, meteorologi lebih mengkaji
proses yang terjadi di atmosfer, sedangkan klimatologi lebih mengkaji pada hasil akhir dari proses – proses atmosfer.
Klimatologi
berasal dari bahasa Yunani Klima dan Logos yang masing-masing berarti
kemiringan (slope) yang di arahkan ke
Lintang tempat,
sedangkan logos sendiri berarti Ilmu. Jadi, definisi klimatologi adalah ilmu
yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai
tempat di bumi berbeda, dan bagaimana kaitan antara iklim dengan aktivitas
manusia. Karena klimatologi memerlukan interpretasi dari data-data yang banyak
sehingga memerlukan statistik dalam pengerjaannya, dan orang-orang sering juga mengatakan dan beranggapan
bahwa klimatologi sebagai meteorologi
statistik.
Iklim akan mempengaruhi berbagai
aspek kehidupan manusia dan organisme lain yang hidup di muka bumi. Oleh sebab itu, pengetahuan tentang iklim sangat
dibutuhkan. Dalam kehidupan sehari-hari, iklim akan menjadi bahan pertimbangan
dalam rancang bangun-bangunan hunian atau konstruksi bangunan fisik lainya,
bahan dan desain pakaian, jenis dan porsi pangan dikonsumsi dan ragam aktivitas
sosial budaya yang dilakukan penduduk.
Pengukuran unsur iklim sangat
penting dalam mempelajari cabang ilmu geografi yaitu klimatologi. Dengan adanya
pengukuran iklim ini dapat memiliki data iklim tentang kecepatan dan arah
angin, keadaan awan, kelembaban, suhu atau temperatur, dan curah hujan. Alat
yang digunakan termometer, microbarograph,
penakar hujan observatorium (Obs), termohigrograf, penakar hujan otomatis (Hellman), evaporimeter (panci evapori), cambell stokes, sunsine recorder.
Cuaca
terdiri dari seluruh fenomena yang terjadi di atmosfer bumi atau sebuah planet
lainnya. Cuaca biasanya merupakan sebuah aktivitas fenomena ini dalam waktu
beberapa hari. Cuaca rata-rata dengan jangka waktu yang lebih lama dikenal
sebagai iklim. Aspek cuaca ini diteliti lebih lanjut oleh ahli klimatologi untuk
tanda-tanda perubahan iklim.
Melalui Peraturan Presiden
Nomor 61 Tahun 2008, Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai
Lembaga Pemerintah Non Departemen. Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.
Klimatologi adalah ilmu yang
mempelajari keadaan rata-rata cuaca yang terjadi pada suatu wilayah dalam kurun
waktu yang sama. Cuaca merupakan keadaan fisik atmosfer pada suatu saat dan
tempat tertentu dalam jangka pendek. Klimatologi kelautan ialah cabang ilmu
iklim atau cuaca terapan yang mempelajari tentang hubungan antara proses-proses
fisik di atmosfer (unsur-unsur cuaca) dan proses atau fenomena kelautan.
Tercakup didalamnya antara lain hubungan antara faktor iklim dengan adanya
angin, gelombang, salinitas, suhu, DO, arus dan lain-lain. Sasaran yang hendak
dicapai oleh klimatologi kelautan ialah untuk memahami dan mengkaji
proses-proses yang terjadi pada perubahan lingkungan fisik disekitar aspek
kelautan akibat perkembangan sektor kelautan tersebut serta dampak perubahannya
terhadap keadaan masyarakat pesisir.
Klimatologi kelautan merupakan suatu
cabang ilmu pengetahuan tentang hubungan antara keadaan cuaca dan masalah
khusus kelautan, terutama membahas pengaruh perubahan cuaca dalam jangka
pendek. Pengamatan dan penelaahan ditekankan pada data unsur cuaca mikro yakni
keadaan dari lapisan atmosfer permukaan bumi. Selain itu dalam hubungan yang
luas, klimatologi kelautan mencakup pula lama musim angin yang ada di laut, hubungan
antara musim angin dengan hasil tangkapan nelayan dari pengamatan jangka
panjang.
Untuk menentukan iklim suatu tempat
atau daerah diperlukan data cuaca yang telah terkumpul lama (10-30 tahun) yang
didapatkan dari hasil pengukuran cuaca dengan alat ukur yang khusus atau
instrumentasi klimatologi. Alat‑alat yang digunakan harus tahan lama dari
pengaruh‑pengaruh buruk cuaca untuk dapat setiap waktu mengukur perubahan
cuaca. Alat dibuat sedemikian rupa agar hasil pengukuran tidak berubah ketelitiannya.
Pemeliharaan alat yang baik membawa keuntungan pemakaian lebih lama. Pemeliharaan
alat akan membuat ketelitian yang baik pula sehingga pengukuran dapat
dipercaya.
Pemasangan alat di tempat terbuka
memerlukan persyaratan tertentu agar tidak salah ukur, harus dipikirkan tentang halangan dari
bangunan‑bangunan ataupun pohon‑pohon didekat alat. Agar data yang diperoleh
dapat dibandingkan, kemudian perbedaan data yang didapat bukanlah akibat
kesalahan prosedur, tetapi betul‑betul akibat iklimnya yang berbeda. Berdasakan
hal tersebut perlunya adanya pengetahuan mengenai alat-alat klimatologi
tersebut, baik dari kegunaan atau fungsinya dan cara menggunakannya.
Pengetahuan akan klimatologi sangat
dibutuhkan guna menunjang kemampuan praktikan dalam melakukan kegiatan
pertanian. Pada praktikum ini dibahas tentang pengenalan alat-alat yang
terdapat di dalam BMKG tersebut. Tanpa mengetahui atau melihat secara langsung
alat-alat yang digunakan dalam klimatologi para praktikan hanya bisa
membayangkan bagaimana bentuk dari alat tersebut. Walaupun memang zaman modern
sekarang ini sudah canggih sehingga bisa melihat gambar-gambarnya melalui internet, tetapi alangkah lebih
baiknya jika dapat melihat secara langsung.
Seringnya terjadi kesalahan dalam
pendataan hasil klimatologi, menjadikan pentingnya pengetahuan tentang
klimatologi dalam hal ini dibidang pertanian, oleh karena itu diperlukannya
kunjungan ke Stasiun Klimatologi Kelas I Banjarbaru, Kalimantan Selatan untuk
melihat secara langsung alat-alat yang ada disana dan dapat menanyakan secara
langsung fungsi dan cara kerja dari masing-masing alat tersebut.
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui berbagai
macam alat-alat observasi klimatologi, cara kerja dan fungsinya yang terdapat
di Stasiun Klimatologi Kelas I Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam pengukuran mengenai cuaca dan iklim ini dibagi menjadi dua ilmu,
yaitu meteorologi dan klimatologi. Meteorologi adalah kajian ilmiah mengenai
kondisi cuaca di atmosfer bumi setiap hari dan prediksinya. Biasanya jangka
waktunya dari menit sampai jam. Sedangkan klimatologi adalah kajian mengenai
perubahan iklim di atmosfer dalam jangka panjang di daerah tertentu.
Klimatologi ini biasanya mengukur rata-rata temperatur, kelembaban, curah
hujan, angin, tekanan atmosfer, dan curah hujan. Jangka waktu klimatologi
biasanya dari hari sampai ke tahun (Rusbiantoro, 2008).
Prakiraan cuaca baik harian maupun prakiraan musim, mempunyai arti penting
dan banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Prakiraan cuaca 24 jam yang
dilakukan oleh BMKG, mempunyai arti dalam kegiatan harian misalnya untuk
pelaksanaan pemupukan dan pemberantasan hama. Misalnya pemupukan dan
penyemprotan hama perlu dilakukan pada pagi hari atau ditunda jika menurut
prakiraan sore hari akan hujan lebat. Prakiraan permulaan musim hujan mempunyai
arti penting dalam menentukan saat tanam di suatu wilayah. Jadi, bidang
pertanian ini memanfaatkan informasi tentang cuaca dan iklim mulai dari
perencanaan sampai dengan pelaksanaannya (Setiawan, 2003).
Perubahan iklim merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan berubahnya
pola iklim dunia yang mengakibatkan fenomena cuaca yang tidak menentu.
Perubahan iklim terjadi karena adanya perubahan variabel iklim, seperti suhu
udara dan curah hujan yang terjadi secara terus menerus dalam jangka waktu yang
panjang antara 50 sampai 100 tahun (Kementerian Lingkungan Hidup, 2004).
Adapun alat-alat meteorologi yang ada di Stasiun Klimatologi Kelas I diantaranya
alat pengukur curah hujan (Ombrometer),
alat pengukur kelembaban relatif udara (Hygrometer), alat pengukur suhu udara
(Termometer Biasa, termometer Maksimum, termometer Minimum, dan termometer Maksimum-Minimum
alat pengukur suhu air (Termometer Maksimum-Minimum Permukaan Air), alat
pengukur panjang penyinaran matahari (Solarimeter
tipe Combell Stokes), alat pengukur suhu tanah (Termometer Tanah) dan alat
pengukur kecepatan angin (Anemometer)
dan masih banyak yang lainnya (Prawirowardoyo, 1996).
Stasiun meteorologi mengadakan contoh penginderaan setiap 30 detik dan
mengirimkan kutipan statistik (sebagai contoh, rata-rata dan maksimum). Untuk
yang keras menyimpan modul-modul setiap 15 menit. Hal ini dapat menghasilkan
kira-kira 20 nilai dari hasil rekaman untuk penyimpanan akhir disetiap interval
keluaran. Ukuran utama dibuat di stasiun meteorologi danau vida, pemakaian alat
untuk temperatur udara, kelembaban relatif, temperatur tanah (Fontain, 2002).
Hasil yang didapat setelah dilakukannya suatu pengamatan di stasiun cuaca
atau stasiun meteorologi yakni data-data mengenai iklim. Di indonesia,
berdasarkan ketersediaan data iklim yang ada di sistem database Balitklimat,
hanya ada 166 dari 2.679 stasiun yang menangani data iklim. Umumnya hanya data
curah hujan dan suhu udara, sehingga walaupun metode Penman merupakan yang
terbaik, metode Blaney Criddle akan
lebih banyak dipilih karena hanya memerlukan data suhu udara yang relatif mudah
didapatkan (Runtunuwu et.al., 2008).
Prakiraan cuaca baik harian maupun prakiraan musim, mempunyai arti penting
dan banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Prakiraan cuaca 24 jam yang
dilakukan oleh BMG, mempunyai arti dalam kegiatan harian misalnya untuk
pelaksanaan pemupukan dan pemberantasan hama. Misalnya pemupukan dan
penyemprotan hama perlu dilakukan pada pagi hari atau ditunda jika menurut
prakiraan sore hari akan hujan lebat. Prakiraan permulaan musim hujan mempunyai
arti penting dalam menentukan saat tanam di suatu wilayah. Jadi, bidang
pertanian ini memanfaatkan informasi tentang cuaca dan iklim mulai dari
perencanaan sampai dengan pelaksanaannya (Setiawan, 2003).
a. Penakar Hujan Helman
Penakar hujan jenis Hellman
termasuk penakar hujan yang dapat mencatat sendiri. Prinsip kerja dari alat ini
menampung curah hujan. Alat ini didipasang pada ketinggian sekiitar 120 cm.
Selain itu alat ini memiliki tiga bagian penting yaitu Jam, Tabung dan Pena.
Fungsi dari alat ini yaitu untuk mengetahui berapa curah hujan pada jam berapa
saja.
b. Sangkar Alat (Screen)
Bentuknya
seperti sangkar pada umumnya. Fungsinya untuk menaruh alat-alat pengukuran. Di dalam
sangkar alat tersebut dipasang alat-alat seperti thermometer maximum, thermometer
minimum, termometer bola basah, termometer bola kering dan piche. Tujuan alat tersebut diletakkan
di dalam sangkar alat agar tidak terpengaruhi oleh cuaca diluar.
c.
Cup Counter
Alat ini berfungsi untuk mengukur banyaknya angin dalam
24 jam/harian. Satuan dari alat ini yaitu km/jam. Alat ini dipasang dengan
tinggi yang berbeda yaitu 2 meter dan 6 meter. Hal ini fungsinya hanya untuk
membandingkan saja. Alat ini memiliki speedometer
seperti yang ada pada sepeda motor. Dengan speedometer
inilah dapat mengetahui seberapa banyak angin pada hari tesebut. Angka pada speedometer tidak mengulang ke-0, kecuali
seluruh digit terisi penuh.
d.
Termometer
Tanah Berumput
Termometer ini prinsipnya sama dengan termometer air
raksa yang lain, hanya aplikasinya digunakan untuk mengukur suhu tanah dari
kedalaman 5, 10, 15, 20, 25, 50 dan 100 cm. Untuk kedalaman 50 dan 100 cm,
harus tanam sebuah tabung silinder untuk menempatkan termometer agar mudah
untuk melakukan pembacaan. Untuk kedalaman 5-25 cm, cukup dengan membenamkan
bola tempat air raksa sesuai dengan kedalaman yang diperlukan.
e.
Termometer
Tanah Gundul
Prinsipnya sama dengan termometer tanah berumput, yang
membedakan hanya termometer ini disekitarnya tidak ditumbuhi oleh rumput. Tujuannya
untuk membandingkan seberapa suhu pada kedua termometer tersebut. Termometer
pada tanah gundul ini biasanya suhunya lebih tinggi dibanding tanah berumput.
f.
Campbell Stoke
Alat ini berfungsi untuk mengukur lamanya sinar matahari
dalam 24 jam/harian. Alat ini ada 2 bagian yaitu bola dan dudukan pias. Dudukan
pias berfungsi sebagai tempat meletakkan pias. Pias dari Campbell stoke ada 3 macam:
1. Lengkung panjang (11 Oktober- 28 Februari)
2. Lurus (11 September – 10 Oktober) (1 Maret – 10 April)
3. Lengkung pendek (11 April – 10 Agustus)
Pias tersebut dipasang tiap jam 6 sore. Pias lurus
digunakan saat matahari lurus diatas alat. Pias lengkung panjang digunakan saat
radiasi matahari memancar dari selatan ke utara. Sedangkan pias lengkung pendek
digunakan saat radiasi matahari memancar dari utara ke selatan.
g.
Termohigrograf
Alat ini berfungsi untuk mengukur suhu dan kelembaban
dalam bentuk rekaman kertas pias secara grafik. Termohigrograf menggunakan
prinsip dengan sensor rambut untuk mengukur kelembapan udara dan menggunakan
bimetal untuk sensor suhu udara. Alat ini diletakkan pada ketinggian 150 cm.
Kedua sensor dihubungkan secara mekanis ke jarum penunjuk yang merupakan pena
penulis di atas kertas pias yang berputar menurut waktu. Alat dapat mencatat
suhu dan kelembapan setiap waktu secara otomatis pada pias. Bagian atas untuk
mengukur suhu dan bagian bawah untuk mengukur kelembapan.
h.
Open pen (panci evaporasi)
Alat ini berfungsi untuk mengukur penguapan. Pengukur
penguapan air langsung. Satuanya milimeter (mm). Alat ini dilengkapi dengan
thermometer air Six Bellani (Thermometer
Apung) serta Cup Counter Anemometer tinggi 0,5 meter. Pengukuran
evaporasi dengan menggunakan evaporimeter memerlukan perlengkapan sebagai
berikut :
1.
Panci
Bundar Besar
2.
Hook Gauge
yaitu suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci. Hook Gauge mempunyai bermacam-macam
bentuk, sehingga cara pembacaannya berlainan.
3.
Still Well
ialah bejana terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder dan
mempunyai 3 buah kaki.
4.
Termometer
air dan termometer maksimum/minimum
5. Cup
Counter Anemometer
6.
Pondasi/
Alas
7.
Penakar
Hujan Biasa
i.
Anemometer
Alat
ini fungsinya hampir sama dengan cup
counter. Tapi bedanya selain mengukur kecepatan angin juga menunjukkan arah
angin. Untuk melihat arah angin tinggal kita lihat arah panah yang ada. Tetapi
untuk melihat kecepatan angin kita lihat pada Automatic Weather Stasion (AWS) yang dihubungkan secara otomatis
kemonitor. Tiang anemometer dipasang
menggunakan 3 buah labrang/ kawat penahan tiang, dimana salah satu
kawat/labrang berada pada arah utara dari tiang anemometer dan antar labrang membentuk sudut 1200. Pemasangan
penangkal petir pada tiang anemometer merupakan faktor terpenting terutama
untuk daerah rawan petir. Hal ini mengingat tiang anemometer memiliki
ketinggian 10 meter dengan ujung-ujung runcing yang membuatnya rawan terhadap
sambaran petir.
j.
High VolumeAir Sampler (HV Sampler)
Alat ini disebut juga sebagai alat pengukur kualitas
udara. Berfungsi untuk mengetahui konsentrasi zat pencemar yang ada dalam
udara. Satuannya yaitu mikrogram/m3. Didalam alat terdapat motor
penghisap dan flow rate sebagai
pengukur kecapatan aliran udara masuk.
III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktik lapang klimatologi ini dilaksanakan pada
hari Kamis
tanggal 8
Desember 2016
pada pukul 08.00
- selesai WITA, yang bertempat
di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi
Kelas 1 Banjarbaru Provinsi
Kalimantan Selatan.
3.2. Alat
dan Bahan
1. Penakar
Hujan Helman
2. Sangkar
Meteorologi
3. Cup Counter
4. Cup Counter 6 meter
5. Termometer
Tanah Berumput
6. Termometer
Tanah Gundul
7. Campbell Stoke
8. Termohigrograf
9. Open Pan
(panci evaporasi)
10. Anemometer dan Penunjuk Arah Angin
11. Termometer Maksimum-Minimum
12. Termometer Bola Basah-Bola Kering
13. Barometer Aneroid
3.3.
Prosedur Kerja
1. Praktikum ini dilaksanakan dalam bentuk
kunjungan lapangan ke BMKG Stasiun Klimatologi Kelas 1 Banjarbaru, Kalimantan
Selatan.
2. Kegiatan mahasiswa adalah menerima
penjelasan yang diberikan oleh tim pemandu dari BMKG Stasiun Klimatologi Kelas
1 Banjarbaru, Kalimantan Selatan baik kegiatan yang dilakukan di dalam maupun di luar ruangan.
3. Kegiatan di luar ruangan mencakup demonstrasi
jenis-jenis dan cara kerja instrumen/peralatan pemantauan parameter cuaca/iklim
oleh tim pemandu. Pada bagian ini, mahasiswa membuat
dokumentasi mengenai jenis-jenis dan cara kerja instrumen pada saat
didemonstrasikan.
4. Kegiatan di dalam ruangan BMKG mencakup
diskusi dan tanya jawab oleh mahasiswa kepada tim pemandu mengenai penjelasan
yang telah diberikan.
5. Bila memungkinkan, mahasiswa dapat ikut
serta mendemonstrasikan penggunaan beberapa instrumen/peralatan seperti yang
telah ditunjukkan sebelumnya.
IV. HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Penakar Hujan Hellman
Gambar 1. Penakar Hujan Hellman (Sumber
: Dokumentasi Lapangan Mahasiswa
Ilmu Kelautan ULM, 2016)
Penakar hujan jenis Hellman
termasuk penakar hujan yang dapat mencatat sendiri. Jika hujan turun, air hujan
masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung tempat pelampung. Air ini
menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat (naik keatas). Pada tangkai
pelampung terdapat tongkat pena yang gerakannya selalu mengikuti tangkai
pelampung. Gerakan pena dicatat pada pias yang ditakkan/digulung pada silinder
jam yang dapat berputar dengan bantuan tenaga per. Jika air dalam tabung hampir
penuh, pena akan mencapai tempat teratas pada pias. Setelah air mencapai atau
melewati puncak lengkungan selang gelas, air dalam tabung akan keluar sampai
ketinggian ujung selang dalam tabung dan tangki pelampung dan pena turun dan
pencatatannya pada pias merupakan garis lurus vertikal. Dengan demikian jumlah
curah hujan dapat dhitung/ditentukan dengan menghitung jumlah garis-garis
vertikal yang terdapat pada pias.
Cara Kerja Alat :
1)
Jika
hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung
tempat pelampung.
2)
Air
ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat (naik keatas).
3)
Pada
tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang Gerakannya selalu mengikuti
tangkai pelampung.
4)
Gerakan
pena dicatat pada pias yang ditakkan/digulung pada silinder jam yang dapat
berputar dengan bantuan tenaga per.
5)
Jika
air dalam tabung hampir penuh, pena akan mencapai tempat teratas pada pias.
6)
Setelah
air mencapai atau melewati puncak lengkungan selang gelas, air dalam tabung
akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung dan tangki pelampung
dan pena turun dan pencatatannya pada pias merupakan garis lurus vertikal.
7)
Dengan
demikian jumlah curah hujan dapat dhitung/ditentukan dengan menghitung jumlah
garis-garis vertikal yang terdapat pada pias.
4.2. Penakar Hujan Manual Type Observatorium
Gambar 2. Penakar
Hujan Manual Type Observatorium (Sumber : Dokumentasi Lapangan
Mahasiswa Ilmu Kelautan ULM, 2016)
Alat ini berfungsi
untuk mengukur jumlah curah hujan. Penakar hujan ini termasuk jenispenakar
hujan non-recording atau tidak dapat
mencatat sendiri. Bentuknya sederhana, terdiri dari :
a.
Sebuah corong yang dapat dilepas dari
bagian badan alat
b.
Bak tempat penampungan air hujan
c.
Kaki yang berbentuk tabung silinder
d.
Gelas penakar hujan
4.3. Sangkar Meteorologi
Gambar 3. Sangkar Meteorologi
(Sumber : Dokumentasi Lapangan Mahasiswa Ilmu Kelautan ULM, 2016)
Alat ini berfungsi untuk menyimpan alat termohigrograf, termometer
maksimum, termometer minimum, termometer bola kering dan termometer bola basah. Di dalam sangkar meteorologi terdapat beberapa alat, yaitu:
a. Termometer Minimum dan Maksimum
Terdapat dua jenis termometer yakni termometer maksimum: berfungsi sebagai alat
ukur suhu udara maksimum yang terbuat dari gelas dengan bejana berbentuk bola
dan pada ujungnya berisi air raksa. Dan termometer minimum: berfungsi sebagai
alat ukur suhu udara minimum yang terbuat dari gelas berbentuk garpu dan pada
ujungya berisi alkohol dan benda penunjuk yang akan terseret oleh alkohol
manakala suhu turun dan akan tertinggal manakala suhu naik (alkohol
mengembang), maka benda penunjuk tadi akan menunjukan suhu terendah dalam kurun
waktu pengamatan.
b. Termometer Bola Basah dan Bola Kering
Alat ini disebut psychrometer
terdiri dari 2 buah termometer air raksa yaitu termometer bola kering dan termometer
bola basah. termometer bola basah adalah termometer yang bola air raksanya
dibalut dengan kain basah. Penguapan yang terjadi pada kain basah tersebut
mengakibatkan turunya suhu. Perbedaan suhu yang ditunjukan termometer bola
kering dan basah dengan bantuan tabel diperoleh harga kelembaban udara dan suhu
titik embun.
Cara Kerja Alat :
1)
Perhatikan
masing-masing alat pengukur cuaca tersebut.
2)
Catat
hasil yang di dapat dari masing-masing alat.
3)
Periksa
apakah alat masih dalam keadaan baik.
4.4. Cup Counter 2 Meter
Gambar 4. Cup Counter 2 meter (Sumber : Dokumentasi Lapangan
Mahasiswa Ilmu Kelautan ULM, 2016)
Cup
counter merupakan salah satu
alat yang digunakan untuk mengukur banyaknya angin yang ada dalam sehari atau
24 jam. Satuannya yaitu km/jam. Pengukurannya dilakukan sehari sebanyak 5x,
yaitu pada pukul 7, 10, 2, 4, 6 sore setiap harinya.
Cara Kerja Alat :
Sama seperti gerakan speedometer
sepeda motor. Speedometer akan
berputar sesuai kondisi angin pada saat itu. Cara perhitungannya hasil yang
sebelumnya dikurangkan dengan hasil yang baru didapat pada jam dan hari
tersebut.
4.5. Cup Counter 6 Meter
Gambar 5. Cup
Counter 6 Meter (Sumber : Dokumentasi Lapangan
Mahasiswa Ilmu Kelautan ULM, 2016)
Pada prinsipnya alat ini sama dengan cup
counter 2 meter, yang membedakan hanya ketinggiannya yang diletakkan di
atas bangunan yang tingginya 6 meter di atas permukaan tanah. Tujuan dibuatnya cup counter dengan tinggi yang berbeda
hanya untuk melihat perbedaan angin yang ada. Satuannya juga sama km/jam. Cara
pengamatannya tinggal kita lihat pada speedometer
yang terdapat di cup counter
tersebut.
4.6. Termometer
Tanah Berumput
Termometer tanah berumput merupakan alat yang digunakan untuk mengukur suhu
yang ada di dalam tanah. Pengukurannya dilakukan dengan kedalaman yang berbeda
beda, mulai dari 5, 10, 20, 25, 50, 100 cm. Cara pembacaan termometer ini
tinggal kita lihat skala yang ada pada termometer tersebut. Satuannya 0 Celcius.
Pada kedalam 5, 10, 20, 25 pemasangan alatnya langsung diletakkan di tanah.
Tetapi termometer yang dipasang di kedalaman 50 cm dan 100 cm harus memakai
sejenis besi yang memiliki rongga.
Gambar 6. Termometer Tanah Berumput (Sumber : Dokumentasi Lapangan Mahasiswa
Ilmu Kelautan ULM, 2016)
Cara Kerja Alat :
Alat diletakkan di permukaan tanah. Panas di
permukaan tanah menyebar dan disalurkan pada statif kaki 3 sehingga air raksa
memuai dan kemudian naik. Skala yang ditunjuk oleh air raksa setelah kenaikan
tersebut adalah suhu permukaan tanah.
4.7. Termometer
Tanah Gundul
Pada dasarnya termometer ini sama dengan termometer tanah berumput, yang
membedakan hanya di sekitar termometer tanah gundul ini tidak ditumbuhi rumput.
Akibat tidak ditumbuhi rumput inilah maka termometer tanah gundul ini suhunya
lebih tinggi dari termometer tanah berumput atau lebih panas. Pemasangannya
juga sama dengan kedalaman yang berbeda-beda dan satuannya juga sama seperti
termometer tanah berumput.
Cara Kerja Alat :
1)
Cara
kerjanya sama dengan termometer tanah berumput, yang membedakan hanya termometer
ini tidak ditumbuhi rumput disekitar alat.
2)
Alat diletakkan di permukaan tanah. Panas
dipermukaan tanah menyebar dan disalurkan pada statif kaki 3 sehingga air raksa
memuai dan kemudian naik. Skala yang
ditunjuk oleh air raksa setelah kenaikan tersebut adalah suhu permukaan tanah.
Gambar 7. Termometer
Tanah Gundul (Sumber : Dokumentasi Lapangan Mahasiswa Ilmu Kelautan ULM, 2016)
4.8. Campbell Stokes
Gambar 8. Campbell Stokes (Sumber : Dokumentasi Lapangan Mahasiswa Ilmu Kelautan
ULM, 2016)
Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan
(memfokuskan) sinar matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari
tersebut tepat mengenai pias yang khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan
pada jejak pias. Digunakannya bola gelas dimaksudkan agar alat tersebut dapat
memfokuskan sinar matahari secara terus menerus tanpa terpengaruh oleh posisi
matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang konsentrik dengan bola
gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika matahari bersinar
sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak pias terbakar
yang tak terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka jejak di
pias pun akan terputus-putus. Dengan menjumlahkan waktu dari bagian-bagian terbakar
yang terputus-putus akan diperoleh lamanya penyinaran matahari.
Cara Kerja Alat :
1)
Sinar
matahari akan difokuskan oleh bola pejal tadi pada suatu kertas tebal yang
peka.
2)
Kertas
pias yang berskala dalam jam dipasang pada mangkok yang kosentris dengan bola
gelas tersebut.
3)
Sinar
matahari yang difokuskan pada kertas pias akan membakar dan meninggalkan bekas
noda.
4)
Durasi
total penyinaran matahari cerah sepanjang siang hari didapatkan dengan mengukur
panjang total dari bekas noda pada kertas pias
4.9. Termohigrograf
Gambar 9. Termohigrograf (Sumber : Dokumentasi Lapangan Mahasiswa Ilmu Kelautan
ULM, 2016)
Gabungan thermograph dan hygrograph dinamakan thermohygrograph.
Alat ini memiliki fungsi untuk mengukur suhu dan kelembaban udara secara
otomatis. Dengan menggunakan pias kertas sebagai hasil yang dilihat, kemudian
di bagian kertas tersebut terdapat pengukur suhu (bagian atas kertas) dan
pengukur kelembaban (bagian bawah kertas). Dengan menggunakan sensor, maka
grafik perubahan suhu bisa diketahui, karena sensor tersebut sangat peka
terhadap suhu sekitar dimana mengalami pemuaian bila suhu meningkat dan
menyusut jika suhu rendah.
Cara Kerja Alat :
1)
Sensor
suhu terbuat dari logam, bila udara panas logam memuai
dan menggerakan pena keatas, bila udara dingin mengkerut
mengerakan pena turun
2)
Sensor
kelembaban udara terbuat dari rambut manusia berwarna pirang, bila
udara basah rambut memanjang dan bila udara kering rambut memendek.
4.10. Open pan (Panci Evaporasi)
Gambar 10. Panci Penguapan (Evaporation Pan) (Sumber : Dokumentasi Lapangan Mahasiswa Ilmu Kelautan
ULM, 2016)
Evaporation pan berfungsi untuk mengukur penguapan yang terjadi pada
suatu permukaan area tertentu, seperti danau, waduk, sungai dan lain-lainnya.Fungsi panci penguapan yaitu
untuk mengetahui besarnya penguapan radiasi langsung dari
matahari.
Cara Kerja Alat :
Panci penguapan diisi air setinggi 20 cm sehingga di atas rongga 5 cm
pengukuran dilaksanakan pada permukaan air dalam keadaan tenang di
dalam tabung peredam riak. Untuk mengukur dan membaca skalanya, maka tabung
pengaman didekaatkan ke panci dengan maksud agar permukaan air
tetap tenang dan tidak terlalu bergelombang. Sesudah itu
sekrup patrol diputar sambil melihat ujung panci dari hungging di dalam
tabung pengaman. Scrup
pengontrol yaitu berada di atas penyangga hugging berfungsi untuk
menaikkan atau menurunkan skala. Jika sikrup itu diputar kembali ke kanan maka
tiang skala turun angka yang dibaca adalah angka yang
terdapat tegak lurus dengan sekrup pengontrol. Adapun skala yang terrtera pada
skala adalah angka (1) sampai (100).
Sedangkan termometer yang berada di atas permukaan air
adalah termometer maksimum dan termometer minimum. Termometer ini
terletak di atas pelampung sehingga mempunyai perahu, yang pada kedua
termometer ini baik maksimum maupun minimum berada di tengah
atau antara kedua sisi pengukuran termometer maksimum-termometer minimum
yang kecil setelah di tengah dan berguna sebagai alat pengukur
suhu atau temperatur minimum air panci. Sedangkan termometer
maksimum besar berguna untuk mengukur suhu max air dalam panci.
Gambar 11. Still Well (Sumber : Dokumentasi
Lapangan Mahasiswa Ilmu Kelautan ULM, 2016)
Bejana berfungsi selain untuk tempat meletakkan hook gauge, juga membuat air dalam bejana menjadi tenang
dibandingkan dengan air pada panci, sehingga penyetelan ujung pancing dapat
lebih mudah dilakukan.
Cara kerja Alat :
Alat ini berupa bejana yang terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk
silinder dan mempunyai 3 buah kaki, dimana tiap kaki terdapat sebuah sekrup
untuk menyetel/mengatur kedudukan bejana agar letaknya horizontal. Pada dasar
bejana terdapat sebuah lubang, sehingga permukaan air dalam bejana sama tinggi
dengan permukaan air dalam panci.
Gambar 12. Hook
Gauge (Sumber : Dokumentasi Lapangan Mahasiswa Ilmu Kelautan ULM, 2016)
Hook
Gauge berfungsi untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci,
Cara Kerja Alat :
Terdiri dari sebuah batang yang
berskala dan sebuah skrup berada pada batang tersebut yang digunakan sebagai
pengatur, letak ujung alat berupa pancing sampai tepat menyentuh pada permukaan
air panci. Besarnya perubahan volume air dapat dihitung dengan membaca skala
milimeter pada batang mikrometer, dan skala seperseratus milimeter dibaca dari
mur yang mengelilingi batang.
Gambar 13. Termometer Apung (Sumber : Dokumentasi Lapangan Mahasiswa Ilmu Kelautan
ULM, 2016)
Termometer ini merupakan bagian/kelengkapan dari alat evaporasi panci
terbuka. Berfungsi untuk mengetahui suhu permukaan air yang terjadi di
permukaan bumi/tanah. Terdiri dari termometer maksimum (termometer air raksa)
dan termometer minimum (thermometer
alcohol). Suhu rata-rata air didapat dengan menambahkan suhu makimum dan
minimum, kemudian dibagi dua. Letak termometer harus terapung tepat di
permukaan air, sehingga dilengkapi dengan pelampung dibagian depan dan melakang
yang terbuat dari bahan yang tahan air/karat (biasanya almunium). Setelah
dilakukan pembacaan, posisi indek pada termometer minimum harus dikembalikan
menjadi suhu aktual dengan memiringkannya. Sedangkan untuk termometer maksimum,
tinggi air raksa juga dikembalikan pada suhu actual dengan menggunakan magnet.
Cara Kerja Alat :
Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Makin luas
permukaan panci, makin representatif atau makin mendekati penguapan yang
sebenarnya terjadi pada permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya.
Pengamatan dilaksanakan setiap jam 07.00 WITA. Selisih tinggi air sekarang
dengan tinggi air kemarin merupakan jumlah air yang hilang karena menguap
dengan kondisi suhu air rata-rata seperti yang ditunjukan termometer apung,
kecepatan angin rata-rata di permukaan air seperti yang ditunjukan Cup Counter Anemometer.
4.11. Anemometer dan
Penunjuk Arah Angin
Gambar 14. Anemometer
(Sumber : Dokumentasi Lapangan Mahasiswa Ilmu
Kelautan ULM, 2016)
Anemometer berfungsi untuk mengukur kecepatan angin dan sebagai petunjuk
arah angin.
Cara Kerja Alat :
Angin yang bertiup akan membuat anemometer berputar dan kecepatan angin
akan ditunjukkan oleh speedometer
yang tertera pada alat. anemometer berupa baling-baling yang as nya
dihubungkan dengan dinamo penghasil arus listrik. Apabila angin bertiup
baling-baling akan berputar dan memutar dinamo dan akan diperoleh arus listrik.
Arus listrik ini kemudian diconvert
kesatuan kecepatan, knot atau m/detik.
Alat penunjuk arah angin berupa bendera yang kaku (lempengan) yang as nya
dihubungkan dengan tahanan listrik geser (tahanan geser). Besarnya tahanan akan
berubah-ubah seiring dengan perubahan bendera arah penunjuk angin. Arus listrik
yang tetap dialirkan melalui tahanan geser tersebut, setelah melalui tahanan
tersebut otomatis besarnya arus listrik akan berubah dan diconvert ke derajat arah angin/mata angin.
4.12. Termometer
Maksimum-Minimum
Gambar 15. Termometer
Maksimum-Minimum (Sumber : Dokumentasi Lapangan Mahasiswa Ilmu Kelautan ULM, 2016)
Gambar 16. Skema Cara
Kerja Termometer Maksimum-Minimum (Sumber : Dokumentasi Lapangan Mahasiswa Ilmu Kelautan ULM, 2016)
Alat ini berfungsi untuk mengukur suhu udara terendah dan tertinggi pada
suatu tempat dengan satuan derajat. Alat ini bekerja secara otomatis
menyesuaikan besar kecilnya temperatur udara. Untuk menggunakan alat ini harus
menetralkan penunjuknya terlebih dahulu.
4.13. Termometer Bola Basah-Bola
Kering
Gambar
17. Skema Termometer Bola Basah-Bola Kering (Sumber : Dokumentasi Lapangan Mahasiswa Ilmu
Kelautan ULM, 2016)
Alat ini berfungsi untuk mengukur kelembaban nisbi udara di suatu tempat
dan waktu tertentu yang dinyatakan dalam persen (%).
Cara Kerja Alat :
Dengan copypaste mengukur selisih
temperatur udara di komponen bola basah dengan komponen bola kering, kemudian
dicocokkan pada tabel selisih angka. Sehingga diketahui kelembaban relatif
udara di suatu tempat dalam persen (%).
Termometer Basah
|
Termometer Kering
|
Gambar 18. Termometer
Bola Basah-Bola Kering (Sumber : Dokumentasi Lapangan Mahasiswa Ilmu Kelautan ULM, 2016)
4.14. Barometer Aneroid
Alat berfungsi untuk mengukur tekanan udara di suatu tempat secara otomatis
dengan satuan milibar (mb). Besar atau kecilnya copypaste tekanan udara di suatu daerah dihitung berdasarkan
selisih antara kedua jarum pada barometer (umumnya jarum hitam dan jarum
kuning).
Gambar 19. Skema
Barometer Aneroid (Sumber : Dokumentasi Lapangan Mahasiswa Ilmu Kelautan ULM, 2016)
Gambar 20. Barometer
Aneroid (Sumber : Dokumentasi Lapangan Mahasiswa Ilmu Kelautan ULM, 2016)
4.15. Automatic Weather Stations (AWS)
Gambar 21. AutomaticWeatherStations (AWS) (Sumber : Dokumentasi
Lapangan Mahasiswa Ilmu Kelautan ULM, 2016)
Automatic Weather Stations (AWS) merupakan suatu peralatan atau
sistem terpadu yang didesain untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis serta
diproses agar pengamatan menjadi lebih mudah. AWS ini umumnya
dilengkapi dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit), komputer,
unit LED display dan bagian-bagian lainnya.
Cara Kerja Alat :
Sensor-sensor yang
digunakan meliputi sensor temperatur, arah dan kecepatan angin, kelembaban,
presipitasi, tekanan udara, pyranometer, net radiometer, RTU (Remote
Terminal Unit) terdiri atas data logger
dan backup power, yang berfungsi sebagai terminal pengumpulan data
cuaca dari sensor tersebut dan di transmisikan ke unit pengumpulan data pada
komputer.Masing-masing parameter cuaca dapat ditampilkan melalui LED (Light
Emiting Diode) Display,
sehingga para pengguna dapat mengamati cuaca saat itu (present
weather) dengan mudah.
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Stasiun Klimatologi Kelas I Banjarbaru, Kalimantan Selatan mempunyai
berbagai macam alat-alat observasi yaitu sangkar alat, termohigrograf, anemometer, campbell stoke, open pan
atau panci terbuka merupakan alat yang digunakan untuk mengukur penguapan yang dilengkapi
dengan termometer air, thermometer
maximum, termometer minimum dan cup
counter yang tingginya 0,5 m. Semua alat di atas memiliki fungsi dan cara
kerja tersendiri.
5.2. Saran
Sebaiknya pada praktikan untuk bisa lebih aktif lagi
serta menanyakan hal-hal yang belum diketahui atau masih bingung agar informasi
yang didapat lebih banyak dan lebih dimengerti. Selain itu saat didalam stasiun
klimatologi agar lebih disiplin karena mengingat ruangan yang ada kurang
memungkinkan untuk semua siswa masuk.
DAFTAR PUSTAKA
Fontain, A. 2002. Meteorology.
(http://www.kompas.com) Diakses tanggal 21 Desember 2016
Kementerian Lingkungan Hidup.
(2004). Perubahan iklim global. Diakses pada 27 Juli 2014, dari:
http:/climatechange.menlh.go.id. Diakses tanggal
21 Desember 2016
Prawiroardoyo,
S. 1996. Meteorologi. Institut Teknologi Bandung, Bandung
Runtunuwu, E., Syahbuddin, H.,
dan A. Pramudia. 2008. Validasi model pendugaan evapotranspirasi : upaya
melengkapi sistem database iklim
Rusbiantoro, D. 2008. Global Warming for Beginner.
O2. Yogyakarta.
Setiawan, A. C. 2003.
Otomatisasi stasiun cuaca untuk menunjang kegiatan pertanian. (http : //
www.bmg.ac.id) Diakses tanggal 21 Desember 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar